Sejujurnya, saya jarang sekali masak. Bisa dibilang turun dapur biasanya menjelang hari raya. Sehari-hari saya beli lauk (atau yang bisa disebut samba) jadi di warung. Lidah minang keluarga kami terbiasa dengan masakan pedas dan berbumbu. Paling yang dibikin hanya sayuran seperti kangkung. Selain di hari kerja saya tidak sempat masak, saya juga engga bisa masak. Padahal Ibuk dan Bundo pandai sekali masak enak. Dulu waktu sekolah siang waktu SMP sempat sih "dipaksa" masak sama Bundo hanya sebatas masakan yang digoreng. Sementara gulai-menggulai, saya paling cuma bantu potong-potong bahan saja. Sekarang kebingungan deh mau masak gulai saya tidak bisa. Pilih kelapa yang bagaimana ? Seberapa santan yang harus diperas ? Seberapa banyak takaran bumbunya? Aaaaak... Lucunya adik saya yang cowok malah lebih jago masak. Saya jadi sering diledekin karena engga bisa masak. Ayah juga bisa masak (katanya). Tidak heran sih di keluarga besar kami, cowok-cowoknya bisa masak.
Ceritanya saya lagi kepengen Dendeng Balado ala masakan rumah. Apalagi harga lauk pauk sekarang serba naik. Rasanya beli samba terus bisa tekor juga. Mau tak mau harus masak sendiri. Bisa tak bisa ya dicoba dulu. Dagingnya saya nitip sama mbak untuk dibelikan di Pasar Klender. Saya membeli cabe, bawang, dan sayur di pasar Bulak, pasar yang aktif dari tengah malam sampai jam 8 pagi. Sehabis Subuh saya langsung ke Pasar. Saya mengingat-ingat cara Ibuk masak sambil browsing resep dendeng. Ada yang menulis pakai air kelapa, air jeruk nipis. Saya garuk-garuk kepala kayaknya dagingnya diungkep sama bumbu deh tapi engga pakai air kelapa. Nah bumbunya itu engga tahu apa saja. Hihihi. Tahunya waktu mbak datang, dia langsung rebus dagingnya.
Langkah pembuatan Dendeng :
1. Rebus dagingnya sampai air rebusan hampir mengering.
2. Daging yang sudah direbus dipukul-pukul / digebuk-gebuk /ditokok-tokok sampai tipis.
3. Goreng daging hingga matang. Nah untuk cabenya disesuaikan dengan selera. Karena moto masak urang awak "Ndak padeh ndak Minang", jadi cabenya lumayan banyak.
1. Rebus dagingnya sampai air rebusan hampir mengering.
2. Daging yang sudah direbus dipukul-pukul / digebuk-gebuk /ditokok-tokok sampai tipis.
3. Goreng daging hingga matang. Nah untuk cabenya disesuaikan dengan selera. Karena moto masak urang awak "Ndak padeh ndak Minang", jadi cabenya lumayan banyak.
Taraaaa...Dendeng Balado ala Uni Azi jadi!
Kalau dilihat bentuknya sih lumayan menggiurkan. Hahaha. Dendengnya sukses kriuk-kriuk. Yang kurang berasa cabenya. Kurang pedas! Rasanya biasa aja tapi pada nambah nasi. Hahaha. Not bad untuk percobaan pertama. Mau nyobain bikin dendeng yang direbus air kelapa ah. Penasaran rasanya seperti apa. Saya jadi pengin mencoba bikin gulai daun singkong (pucuak ubi) minggu depan. Ada kemajuan banget saya rajin masak. Ternyata masak itu bukan masalah bisa atau tidak tapi masalah niat. Hahaha. #QuoteMasak