Ceritanya diawali di bukit gersang di Maroko. Joesoef kehilangan kambing yang ia gembalakan dengan Paman Hamid. “Cari kambing itu sampai dapat”, kata Umi Joesoef. Kambing-kambingnya menghilang. Orang-orang yg menitipkan kambing menuntut kambing-kambing tersebut kembali utuh atau mereka harus menggantinya dengan uang. Joesoef dan Hamid mencoba peruntungan ke Belanda. Mereka bekerja dengan ilegal imigran lainnya, memotong asparagus. Pekerja-pekerja tersebut disediakan barak penginapan yang ternyata juga memiliki barak wanita. Joesoef jatuh cinta dengan gadis bernama Mila. Suatu malam terjadi penggerebekan, Joesoef menyelamatkan dua orang yang terjebak di trailer, Mila dan seorang polisi. Mila dinyatakan meninggal.
Kandidat president pertama, Ursula Heesters, yang merupakan perdana menteri sebelumnya. Salah satu kebijakan Ursula ada membatasi imigran ke Belanda. Kandidat kedua, Gert Vlonder, pengusaha yang mempunyai waralaba dimana-mana. Gert yang tidak terlalu paham politik selalu disokong oleh asistennya, Aart. Penyelamatan heroik Joesoef menjadi tajuk utama media massa. Vlonder memanfaatkan momen tersebut. Ia memberikan paspor untuk Joesoef dan Hamid dengan syarat Joesoef menjadi pasangan Vlonder dalam pemilihan umum. Jika Joesoef tidak setuju maka ia akan kembali ke Maroko mengembala kambing. Popularitas Joesoef ternyata mampu merebut hati pemilih. Joeseof pun menjadi kandidat menggantikan Vlonder dan bertarung Heesters. Tak disangka hasilnya Joesoef menang !
Apa tugasnya presiden ? Joesoef bertugas dalam acara-acara seremonial sebagai penggunting pita dan urusan kebijakan dalam negeri diatur oleh Vlonder. Ternyata Mila masih hidup, Joesoef membawa Mila ke istana kepresidenannya. Mereka berpesta sesuka hati, bermain air di kolam renang. Lama-lama Mila jenuh dan marah pada Joesoef karena dia tidak melakukan apa-apa. Sementara itu Vlonder menjalin hubungan dengan Heesters tanpa diketahui Joesoef dan berencana merebut kekuasaan. Joesof mulai sadar dengan perannya sebagai presiden dan mulai bekerja. Ia mengambil filosofi dari pekerjaannya di Maroko. Perekonomian semakin membaik.
Pihak yang tidak senang dengan Joesoef melancarkan percobaan pembunuhan. Percobaan gagal tetapi memakan satu korban yaitu teman mantan sesama bekerja di ladang asparagus, yang dijadikan tim keamanan Joesoef tertembak. Serangan berikutnya dari Heesters yang mengungkit kewarganegaraan Joesoef. Paspor Joesoef dituduh paspor palsu artinya ia tidak sah sebagai warga negara Belanda yang berarti tidak sah juga sebagai presiden. Heesters,sebagai perdana menteri sebelumnya, mengambil alih kursi presiden. Kekacauan terjadi antara kubu Heesters dan Joesoef bertemu dan adu jotos.
Joesoef bersedia mengundurkan diri dengan beberapa ketentuan termasuk adanya pemilihan ulang. Setelah itu sistem pemerintahan Belanda kembali ke sistem parlementer. Perdebatan apakah Belanda dipimpin oleh presiden atau tidak terus berlanjut.
One word : Hillarious ! Film komedi politik ini sungguh menghibur. Ulah Paman Hamid kadang-kadang konyol sekali. Popularitas seringkali menjadi senjata utama dalam menarik suara pemilih. Apakah orang tersebut qualified atau tidak ? Itu menjadi hal yang lain lagi. Momen menonton film ini pas sekali ya di tahun pemilu Indonesia. Banyak kan contohnya yang mengandalkan popularitas semata ? Ooopsss….