Kuta yang tak Seindah Bayangan

Mungkin ada yang bilang kurang lengkap ke pulau Bali tetapi tidak menginjakkan kaki di pantai Kuta. Kuta sama terkenalnya dengan nama Bali sendiri. Dengan menyebutkan namanya saja,orang sudah tahu 'Bali'. Penyanyi Andre Hehanusa mengabadikan keindahan pasir putih pantai Kuta dalam lagunya 'Kuta Bali'. Lagu romantis yang terkenal di tahun 1990-an. Saya menyimpan suatu khayalan pantai Kuta seperti yang diceritakan dalam lagu tersebut. Pantai yang memiliki pasir putih dan laut biru. Suasana syahdu seperti kesan yang saya rasakan dari lagu 'Kuta Bali'.Dalam kunjungan terdahulu, saya tidak sampai ke pantai kuta hanya sebatas kawasan di sepanjang jalan Kuta. Ketika menyusun itinerary jalan-jalan ke Bali kemarin, prioritas di hari pertama adalah menikmati senja di pantai Kuta. 

Saya memilih penginapan di daerah Poppies Lane. Agak kesal juga mengetahui saya membayar taxi  dari Bandara ke Legian berkali lipat di atas harga argo taxi normal. Saran saya ketika sampai di Bandara lebih baik mencari taxi blue bird di area keberangkatan. Tak lama check in, saya dengan kedua teman berjalan kaki ke arah pantai. Toko-toko masih banyak yang tutup karena kami datang sehari setelah Hari Nyepi.

Setelah saya melewati gerbang masuk ke area pantai. Hati saya langsung mencelos. Pantai Kuta yang ada di bayangan saya tidak ada. Ramai sekali pengunjungnya. Memang kawasan yang paling padat sih, saya maklum. Saya melihat cukup banyak sampah yang bertebaran. Air pantai sedang surut. Saya salut bagi yang masih mau berenang di pantai. Tidak apa-apa. Nikmati pemandangan senjanya saja, hibur saya dalam hati. Selagi duduk, tiba-tiba pandangan saya ditutupi penjual jagung. Kedua teman saya tampaknya tidak masalah dan terlihat menikmati (baca : semangat foto-foto). Kembali saya sibuk dengan kamera saya. Karena mood sudah rusak dari pertama datang tadi,saya tidak antusias foto. Apalagi saya tidak mengandalkan tripod dalam mengambil foto. Alhasil horizon dari laut pun miring. Aaaak! Yasudah tutup lagi kamera nya. :(

Setelah matahari terbenam, kami mencari makan malam. Pilihan memang tidak jauh-jauh dari KFC. Hahaha. Memang kurang sabar karena lapar dan bad mood, ketika saya membalikkan badan setelah memesan makanan saya tersentak dengan merahnya langit. Yahhhh. Nampaknya saya belum berjodoh dengan senja merah pulau dewata.