Quantcast
Channel: My Personal Ledger
Viewing all articles
Browse latest Browse all 122

[Review] Pesan Dari Samudera

$
0
0

Seorang anak lelaki tampak mengiringi kakek tua berjalan menuju bukit. Dari bukit tersebut mereka memandang ke laut lepas.  Tempat mereka berdiri adalah Desa Lawaloba, Flores Timur. Jauh dari sana di ibukota Jakarta, seorang remaja bernama Samudera tampak kesal sehabis menjawab telepon ibunya. Ia baru saja mengambil rapor sendiri. Ibunya, Nara, sedang bertugas di Ranatua, Flores. Sementara ayahnya, Sakti,  terjebak macet. Keesokan hari, Sam akan menyusul ibunya ke Ranatua dalam libur sekolah.

Nara sedikitnya menempuh 1 jam perjalanan darat ke Desa Lawaloba dari Ranatua untuk praktek di puskesmas. Opa Hali, kakek yang mendaki bukit, tampak marah dengan seorang warga yang hendak menutup jalan setapak bukit. Warga yang bernama David berkilah jalan setapak itu melintasi tanah warisan keluarganya. Opa Hali melarang penutupan jalan karena itu lah akses warga ke bukit. Nara hendak menjemput Opa agar bisa bertemu dengan Sam, anaknya, di Ranatua tapi Opa menolak.

“Ibu sama bapak mau cerai ya?”,Sam merasa ada masalah di antara orangtuanya, Nara dan Sakti. Samudera terlihat sebagai anak yang kesepian. Ayah sibuk di kantor. Ibu jauh di Flores. Sam, anak yang berani naik pesawat sendiri dari Jakarta. Di pesawat ia berkenalan dengan relawan PMI.  

Pikiran Opa masih seputar penutupan jalan tersebut. Puncaknya Opa Hali jatuh. Kenapa akses jalan setapak menjadi sangat penting bagi Opa? Nara segera ke Lawaloba sementara Sam dijemput Oma Ana. Anak kecil yang kerap mengiringi Opa Hali, Thomas,  tampak berlari kesana kemari. Saat ia berada di bukit, ia mengamati burung-burung berputar-putar ganjil. Tak lama kemudian, setelah Sam mendarat di Ranatua. Gempa datang. Getarannya cukup membuat panik orang-orang di bandara. Goncangan sangat terasa di Lawaloba karena pusat gempa tidak jauh dari wilayah pantai. Thomas yang masih memperhatikan fenomena alam. Tiba-tiba berteriak,” Opa Hali…Opa Hali”. Thomas berlari menghampiri rumah Opa Hali dan memberitahu air pantai surut. Opa langsung memerintahkan warga desa untuk mengungsi ke bukit. Itulah sebabnya Opa marah ketika jalan setapak ditutup karena jika terjadi bencana tsunami, bukit itulah penyelamat mereka.

Sam mencari tahu keberadaan ibunya yang diketahui sedang di desa Lawaloba saat terjadi gempa. Apakah Sam bertemu kembali dengan ibunya?

Film Pesan dari Samudera disutradarai oleh Riri Riza dengan produser Mira Lesmana.  Pesan dari Samudera merupakan FTV yang ditayangkan di metro tv, bertepatan dengan peringatan 8 tahun tsunami.  Film ini penting mengingatkan penduduk Indonesia pada tanggap bencana. Saat terjadi tsunami di desa Lawaloba, korban dapat diminimalisir karena tindakan sigap Opa Hali yang menyuruh warga desa ke atas bukit. Tanda-tanda alam sudah kelihatan sebelum terjadinya bencana. Sayangnya,tidak semua manusia dapat memahami “pesan-pesan alam”. Anak kecil, Thomas, yang tampak asyik dengan dunianya sendiri ternyata lebih peka melihat perubahan alam tempat tinggalnya.


Setelah terjadi bencana gempa dan tsunami Aceh 2004 muncul kekhawatiran akan terulang kembali di daerah pesisir pulau Sumatera dan Jawa. Yang bisa dilakukan sekarang adalah sosialisasi dan melakukan mitigasi risiko bencana. Misalnya untuk daerah-daerah pantai dibuatkan jalur evakuasi darurat. Film ini sudah cukup bagus untuk memulai sosialisasi tanggap bencana. Namun akan lebih baik jika dilakukan secara berkesinambungan. Jangan ingatnya setelah terjadi bencana lalu besok-besok sudah terlupakan saja. Karena filmnya berdurasi 76 menit saja, banyak sekali pertanyaan saya sebenarnya mengenai cerita dan kaitan antar karakternya.  Mungkin jika diangkat ke layar lebar akan lebih menjawab pertanyaan-pertanyaan saya tersebut. Saya sempat salah mengira pemeran utamanya, Prisia Nasution yang ternyata Putri Ayudya. Hehehe. 

sumber poster film : kapanlagi.com

Viewing all articles
Browse latest Browse all 122

Trending Articles