Quantcast
Channel: My Personal Ledger
Viewing all articles
Browse latest Browse all 122

Ketika Spanyol Tak Lagi Menang

$
0
0
Ketika Spanyol melakoni laga persahabatan dengan Bolivia, saya sempat menyatakan kekhawatiran saya pada teman. Jika lini depan spanyol tidak bisa menyelesaikan finishing touch yang baik dari lini tengah, habis sudah kita di piala dunia. Dan itu terjadi. Perjalanan yang sangat singkat. Sejak tahun 2000, baru kali ini Spanyol tidak lolos penyisihan grup di piala dunia ataupun piala eropa. Skuad yang dibawa pelatih Del Bosque sendiri tidak diragukan lagi. Mereka sudah mempunyai mental juara dan bersaing di liga yang kompetitif.

Diego Costa seperti belum klik dengan lini tengah Spanyol dan beban ia bermain di lapangan makin berat karena cacian pendukung Brazil. Iker Casillas disorot tajam dengan penampilan buruknya. Iker memang blunder tapi lihat juga berapa saving yang ia lakukan. Dan mengapa Iker tetap dipakai di pertandingan kedua melawan Chili ? Iker masih mendapat kepercayaan Del Bosque. Untuk pendukung Spanyol tentu paham bagaimana tangan sang kapten ini menyelamatkan gawang Spanyol dengan gemilang. Di tangan Iker lah tiga piala, dua piala eropa dan satu piala dunia, diserahkan pertama kalinya. 

Well, kekalahan dari Belanda di laga pembuka yang telak membuat saya terhenyak. Harapan masih ada untuk berusaha dan berjuang menghadapi pertandingan kedua. Saat Chili berhasil mengalahkan Spanyol. Harapan itu menguap. Pemain-pemains Spanyol tertunduk lesu. Beberapa tampak berusaha menghapus air matanya. Spanyol hanya memasukkan 1 gol itupun lewat titik penalti. Spanyol yang dulu bukan lah Spanyol yang sekarang ? Sebelum kick off piala dunia siapa yang menyangka langkah Spanyol akan terseok-seok. Vicente Del Bosque termasuk pelatih blak-blakan jika permainan timnya tidak bagus maka ia akan mengatakannya. 

Spanyol mengikuti nasib Perancis (2002) dan Italia (2006) ketika juara bertahan tidak lolos penyisihan grup. Seperti membenarkan adanya kutukan juara bertahan tidak bisa lolos di fase grup. Bedanya dulu engga ada sosial media yang bikin apa saja jadi bahan bullying termasuk kekalahan Spanyol. Rasa kesal karena Spanyol dibully melebihi rasa sedih saya Spanyol kalah. Setidaknya dari bullying sejagat raya kemarin yang diterima Spanyol membuat saya menyadari seberapa besar cinta saya dengan La Furia Roja. Seleksi alam sedang terjadi, mana yang pendukung sejati mana yang numpang hore-hore nonton ketampanan Iker Casillas. Dan jika kamu pikir saya malu memakai jersey atau jaket Spanyol setelah Spanyol kalah. Kamu salah besar. Sorry aja, saya bukan glory hunter. :P

Roda kehidupan pasti berputar. Spanyol yang di atas angin selama 6 tahun sekarang jatuh tersungkur, dipermalukan, dipecundangi, ditertawakan. Saya optimis Spanyol bisa kembali lagi dengan kekuatan yang lebih baik dari tahun 2014. Generasi yang akan datang nantinya bisa mengukir seperti generasi emas 2008 - 2012. 

Dear Spanish National Team, thank you for 6 wonderful years. We'll back as stronger as ever in future. I'm still support you and always loving you. In this tough times, you're not alone. :* *hugs*

ps : ditulis sebelum laga Spanyol versus Australia.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 122

Trending Articles